Pertama-tama, dilakukan proses sizing terhadap batubara mentah sehingga diperoleh ukuran butir
yang sesuai untuk masing-masing mesin pengolah. Namun sebelum proses pengolahan
dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengambilan terhadap material asing yang
ikut terbawa dalam tumpukan batubara mentah. Hal ini terutama berlaku untuk
tambang dalam, dimana pecahan dan serpihan berbagai benda dengan bentuk tak
teratur dapat terbawa masuk, sehingga perlu sikap positif dari tiap pekerja
untuk melakukan hand picking manakala
ditemukan material asing yang terbawa dalam tumpukan batubara. Selain itu,
pecahan logam dari benda dan material yang dipakai dalam kegiatan penambangan
juga dapat terbawa masuk, sehingga penyediaan fasilitas berupa magnet catcher juga diperlukan. Karena
ada kemungkinan jumlah benda/material asing yang terbawa cukup banyak, maka
akan lebih baik bila tindakan pengambilan material asing ini dilakukan
berulang-ulang dengan membagi proses pemeriksaan menjadi beberapa tingkat.
Akhir-akhir
ini, permintaan akan batubara kerakal (bongkahan) hampir tidak ada, sehingga
langsung diremuk/digerus. Bila banyak pengotor berupa batu berbentuk bongkahan,
maka batu tersebut dapat diambil dengan bantuan mesin peremuk seperti rotary
breaker (BFB) atau mesin pemisah media berat (heavy medium separator). Setelah diproses dengan mesin pemisah
media berat, batubara bersih yang diperoleh kemudian diremuk dan dipergunakan
dalam proses penyesuaian ukuran butir
(size-adjustment).
Proses
pengolahan/ pemisahan batubara halus dilakukan dengan bantuan siklon media
berat (heavy medium cyclone) atau jig
dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis.
Jig melakukan
proses pemisahan berat jenis secara kontinu dengan bantuan denyutan air. Untuk
memisahkan lapisan partikel berberat jenis tinggi dan rendah, bagus tidaknya
struktur alat pemisahan yang dimiliki akan langsung berpengaruh terhadap
kualitas batubara bersih yang dihasilkan. Untuk mendeteksi ketinggian lapisan batu
(bed), dilakukan dengan bantuan float atau tekanan air di ruang
pemisahan jig. Penelitian tentang penggunaan isotop radio dan sebagainya untuk
keperluan sejenis telah dilakukan, akan tetapi masih ditemui hambatan di
sana-sini. Yang banyak dipakai adalah float,
namun secara struktur dapat menjadi terlalu besar tergantung kepada ukuran
partikel yang diproses, sehingga posisi kesetimbangannya mudah bergeser. Untuk
menghindari adanya ketidak stabilan ini, telah dibuat berbagai macam bentuk float dengan mempertimbangkan bentuk
(kondisi) batubara mentah. Bila bentuk batubara berubah, misalnya menjadi
bentuk serbuk, maka posisi stabil/kesetimbangan dari float akan ikut berubah,
sehingga walaupun terbentuk pelapisan yang “normal” berdasarkan berat jenis,
adakalanya float terdorong ke atas. Dengan semakin berkembangnya teknologi
komputer dan juga kemudahan dalam melakukan berbagai macam analisis yang
populer, maka pendeteksian terhadap kondisi abnormal juga semakin mudah.
Jala-jala pada jig juga bukan hanya sekedar jaring (net) berlubang, akan tetapi bentuk lubangnya dibuat sedemikian
rupa dengan bagian bawah melebar, sehingga dapat terjadi proses pemisahan yang
mulus (smooth). Selain itu,
bermacam-macam cara digunakan untuk mendukung proses pemisahan, misalnya saja dengan
membuat lubang jala-jala secara miring, sehingga batu dapat bergerak lebih
mudah. Di Jepang, biasanya setelah jig dioperasikan secara penuh selama
seminggu, maka batuan yang menumpuk di atas jala-jala diambil, logam yang
terkumpul juga diambil, dan lubang yang tersumbat dibersihkan. Dengan cara itu,
performa proses pemisahan jig dapat dipertahankan.
Pada siklon
media berat, serbuk halus magnetit dicampur air menjadi cairan suspensi media
berat yang digunakan dan di-resirkulasi dalam proses pemisahan. Karena siklon
menggunakan gaya sentrifugal untuk melakukan pemisahan, dan bila seandainya
ukuran partikel magnetit terlalu besar, maka perbedaan berat jenis di dalam
siklon akan terlalu besar sehingga proses pemisahan menjadi tidak stabil.
Secara ekstrim, pengeluaran produk yang berberat jenis tinggi (berat) akan
tersendat-sendat. Kualitas produk batubara bersih, ditentukan pula oleh sistem
peralatan pengambil serbuk halus magnetit yang melekat pada produk. Setelah
batubara mentah diayak, yang harus dilakukan pertama kali adalah mengambil
batubara mentah berukuran halus. Di sini, faktor yang berpengaruh adalah
banyak-sedikitnya kandungan serbuk halus dalam air pencucian yang juga
merupakan air resirkulasi (recirculating
water) serta tinggi rendahnya efisiensi pengayakan.
Karena faktor
keausan pada badan siklon sangat berpengaruh terhadap performa proses
pemisahan, maka badan siklon dibuat dari bahan yang tahan aus.
Pada unit
preparasi batubara yang ada sekarang ini, adakalanya hasil pengukuran kandungan
abu batubara bersih yang dilakukan dengan alat pengukur yang dapat memberikan
hasil secara cepat dan kontinu (ash
monitor) dihubungkan dengan alat pengatur berat jenis dari cairan media
berat, yang dimaksudkan untuk lebih meningkatkan perolehan (yield) dan pengontrolan kualitas. Akan tetapi, berdasarkan prinsip
kerjanya, penggunaan ash monitor akan
efektif apabila kondisi batubara bersih stabil. Karena itu, perlu dilakukan
pengecekan setiap saat antara hasil pengukuran ash monitor dengan nilai pengukuran abu yang sebenarnya.
Di tambang
dalam, material asing yang tercampur ke dalam batubara mentah diambil dengan
bantuan tenaga air melalui proses apung-endap, pengayakan, trapping, dan sebagainya.
Di dalam
proses preparasi batubara, adakalanya ikut tercampur suatu benda yang dalam
keadaan normal tak mungkin bisa terbawa masuk. Karena itu, ada baiknya sewaktu
merencanakan unit preparasi batubara, mendengarkan pula nasihat dan pengalaman
dari teknisi yang sangat berpengalaman di lapangan.
2 komentar:
Mantap gan
Mantap gan
Posting Komentar