Jumat, 03 Agustus 2012

PROSES PENGOLAHAN/PEMISAHAN BATUBARA


Pertama-tama, dilakukan proses sizing terhadap batubara mentah sehingga diperoleh ukuran butir yang sesuai untuk masing-masing mesin pengolah. Namun sebelum proses pengolahan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengambilan terhadap material asing yang ikut terbawa dalam tumpukan batubara mentah. Hal ini terutama berlaku untuk tambang dalam, dimana pecahan dan serpihan berbagai benda dengan bentuk tak teratur dapat terbawa masuk, sehingga perlu sikap positif dari tiap pekerja untuk melakukan hand picking manakala ditemukan material asing yang terbawa dalam tumpukan batubara. Selain itu, pecahan logam dari benda dan material yang dipakai dalam kegiatan penambangan juga dapat terbawa masuk, sehingga penyediaan fasilitas berupa magnet catcher juga diperlukan. Karena ada kemungkinan jumlah benda/material asing yang terbawa cukup banyak, maka akan lebih baik bila tindakan pengambilan material asing ini dilakukan berulang-ulang dengan membagi proses pemeriksaan menjadi beberapa tingkat.
       Akhir-akhir ini, permintaan akan batubara kerakal (bongkahan) hampir tidak ada, sehingga langsung diremuk/digerus. Bila banyak pengotor berupa batu berbentuk bongkahan, maka batu tersebut dapat diambil dengan bantuan mesin peremuk seperti rotary breaker (BFB) atau mesin pemisah media berat (heavy medium separator). Setelah diproses dengan mesin pemisah media berat, batubara bersih yang diperoleh kemudian diremuk dan dipergunakan dalam proses penyesuaian ukuran butir (size-adjustment).
       Proses pengolahan/ pemisahan batubara halus dilakukan dengan bantuan siklon media berat (heavy medium cyclone) atau jig dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis.
       Jig melakukan proses pemisahan berat jenis secara kontinu dengan bantuan denyutan air. Untuk memisahkan lapisan partikel berberat jenis tinggi dan rendah, bagus tidaknya struktur alat pemisahan yang dimiliki akan langsung berpengaruh terhadap kualitas batubara bersih yang dihasilkan. Untuk mendeteksi ketinggian lapisan batu (bed), dilakukan dengan bantuan float atau tekanan air di ruang pemisahan jig. Penelitian tentang penggunaan isotop radio dan sebagainya untuk keperluan sejenis telah dilakukan, akan tetapi masih ditemui hambatan di sana-sini. Yang banyak dipakai adalah float, namun secara struktur dapat menjadi terlalu besar tergantung kepada ukuran partikel yang diproses, sehingga posisi kesetimbangannya mudah bergeser. Untuk menghindari adanya ketidak stabilan ini, telah dibuat berbagai macam bentuk float dengan mempertimbangkan bentuk (kondisi) batubara mentah. Bila bentuk batubara berubah, misalnya menjadi bentuk serbuk, maka posisi stabil/kesetimbangan dari float akan ikut berubah, sehingga walaupun terbentuk pelapisan yang “normal” berdasarkan berat jenis, adakalanya float terdorong ke atas. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer dan juga kemudahan dalam melakukan berbagai macam analisis yang populer, maka pendeteksian terhadap kondisi abnormal juga semakin mudah. Jala-jala pada jig juga bukan hanya sekedar jaring (net) berlubang, akan tetapi bentuk lubangnya dibuat sedemikian rupa dengan bagian bawah melebar, sehingga dapat terjadi proses pemisahan yang mulus (smooth). Selain itu, bermacam-macam cara digunakan untuk mendukung proses pemisahan, misalnya saja dengan membuat lubang jala-jala secara miring, sehingga batu dapat bergerak lebih mudah. Di Jepang, biasanya setelah jig dioperasikan secara penuh selama seminggu, maka batuan yang menumpuk di atas jala-jala diambil, logam yang terkumpul juga diambil, dan lubang yang tersumbat dibersihkan. Dengan cara itu, performa proses pemisahan jig dapat dipertahankan.
       Pada siklon media berat, serbuk halus magnetit dicampur air menjadi cairan suspensi media berat yang digunakan dan di-resirkulasi dalam proses pemisahan. Karena siklon menggunakan gaya sentrifugal untuk melakukan pemisahan, dan bila seandainya ukuran partikel magnetit terlalu besar, maka perbedaan berat jenis di dalam siklon akan terlalu besar sehingga proses pemisahan menjadi tidak stabil. Secara ekstrim, pengeluaran produk yang berberat jenis tinggi (berat) akan tersendat-sendat. Kualitas produk batubara bersih, ditentukan pula oleh sistem peralatan pengambil serbuk halus magnetit yang melekat pada produk. Setelah batubara mentah diayak, yang harus dilakukan pertama kali adalah mengambil batubara mentah berukuran halus. Di sini, faktor yang berpengaruh adalah banyak-sedikitnya kandungan serbuk halus dalam air pencucian yang juga merupakan air resirkulasi (recirculating water) serta tinggi rendahnya efisiensi pengayakan.
       Karena faktor keausan pada badan siklon sangat berpengaruh terhadap performa proses pemisahan, maka badan siklon dibuat dari bahan yang tahan aus.
       Pada unit preparasi batubara yang ada sekarang ini, adakalanya hasil pengukuran kandungan abu batubara bersih yang dilakukan dengan alat pengukur yang dapat memberikan hasil secara cepat dan kontinu (ash monitor) dihubungkan dengan alat pengatur berat jenis dari cairan media berat, yang dimaksudkan untuk lebih meningkatkan perolehan (yield) dan pengontrolan kualitas. Akan tetapi, berdasarkan prinsip kerjanya, penggunaan ash monitor akan efektif apabila kondisi batubara bersih stabil. Karena itu, perlu dilakukan pengecekan setiap saat antara hasil pengukuran ash monitor dengan nilai pengukuran abu yang sebenarnya.
       Di tambang dalam, material asing yang tercampur ke dalam batubara mentah diambil dengan bantuan tenaga air melalui proses apung-endap, pengayakan, trapping, dan sebagainya.
       Di dalam proses preparasi batubara, adakalanya ikut tercampur suatu benda yang dalam keadaan normal tak mungkin bisa terbawa masuk. Karena itu, ada baiknya sewaktu merencanakan unit preparasi batubara, mendengarkan pula nasihat dan pengalaman dari teknisi yang sangat berpengalaman di lapangan.