Bentukan Asal
Secara umum bentukan asal geomorfologi di Indonesia dapat dibedakan atas delapan bentukan asal, yaitu :
a. Bentukan Asal Vulkanik ( Form Of Volcanic Origin)
Bentukan ini bersal drai aktifitas gunung apai dan intrusi magma, baik berupa akumulasi material lepas (piroklastik) seperti lava, ladu, ataupun abu volkanik serta intrusi magma lainnya.
b. Bentukan Asal Struktural (Form Of Structural Irigin)
Bentukan ini merupakan bentuk yang dihasilkan pleh struktural geologi, mulai drai kenampakan yang besar dan dominan sampai kenampakan yang kecil yang berpengaruh pada masing-masing bentukan.
Ada dua tipe utama struktur geologi yang memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu :
1) Struktur aktif, yaitu bentuk yang dihasilkan merupakan bentukan baru.
2) Struktur tidak aktif yaitu bentukan lahan yang dihasilkan dipengaruhi oleh perbedaan erosi masa lalu.
c. Bentukan Asal Denudasional (Form Of Denudational Origin)
Bentukan ini terjadi karena gradasi yang meliputi prosese agradasi dan degradasi. Proses ini bila berlangsung dalam waktu lama dapat merubah permukaan bumi menjadi suatu dataran yang seragam. Dalam perubahan bentul permukaan bumi proses yang paling dominan adalah proses degradasi yang ditunjukan oelh hilangnya lapisan demi lapisan dari permukaan bumi akibat terjadinya pekapukan batuan yang terangkut oleh erosi dan longsoran. Bentukan lain dari proses denudasioanl adalah agradasi, yaitu berbagai proses sedimentasi dan pembentukan lahan baru sebagai material endapan dari proses degradasi.
d. Bentukan Asal Kart / Karstik (Form Of Karst / Karstic Origin)
Bentukan ini tersususn dari batuan yang terdiri atas batuan kapur yang bersifat mudah larut oleh air secara alamiah baik oleh aliran permukaan, aliran vertikal ataupun aliran di bawah permukaan.
e. Bentukan Asal Glasial (Form Of Glacial Orogin)
Bentukan ini dicirikan oleh akumulasi hamparan es yang terjadi pada daerah dengan temperatur di bawah -4oC.
f. Bentukan Asal Angin (Form Of Aeolin Origin)
Bentukan ini terjadi karena aktifitas tenaga angin.
g. Bentukan Asal Aluvial (Form Of Fluvianl Orogin)
Bentukan ini merupakan hasil proses fluvial dengan bahan induk berupa luvium sampai koluvium serta berumur relatif muda.
h. Bentukan Asal Marin (Form Of Coastal Origin)
Bentukan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai aktifitas-aktifitas air laut, angin laut, gelomang, dan pasang surut laut sehingga termasuk salah satu bentuk yang dapat mengalami perubahan cepat.
Kalsifikasi Satuan Dan Detil Geomorfologi
Klasifikasi satuan dan detil geomorfologi berdasarkan bentukan asal adalah sebagai berikut :
a. Bentukan Asal Vulkanik ( Form Of Vulcanic Origin)
Satuan geomorfologi
1) Kerucut Vulkanink (Vulkanic Cone)
Suatu bentukan lahan yang merupakan bagian atas volkanik akibat erupsi volkan. Lereng curam sampai sangat curam proses geomorfologi adalah erosi dan longsonran. Jenis batuan yang dominan batuan beku, material permukaan lanau sampai kerakal. Drainase baik, jenis tanah regosol dan andosol.
2) Lereng Volakanik ( Volcanic Slopes)
Suatu bentukan lahan yang terdapat di bawah kerucut volkan sampai batas ata kaki volkan. Lereng miring sampai curam, jenis batuan adalah batuan beku, material permukaan liat samapi kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervareasi.
3) Kaki Volkanik (Volcanic Footslopes)
Suatu bentuk lahan yang terdapat pada batas bawah sampai paling bawah dari volkan. Lereng agak miring sampai miring. Proses geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan adalah batuan beku, jenis tanah bervariasi.
4) Datran Volkanik ( Volcanic Plains)
Suatu bentuk lahan yang terdapat pada batas bawah dari kaki volkan sampai dataran aluvial. Lereng datar sampai agak miring. Proses geomorfologi adalah sedimentasi dan erosi. Jenis batuan adalah batuan beku, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah bervareasi.
5) Padang Lava (lava fields)
Suatu bentuk lahan pada daerah volkan yang tertutup endapan lava. Lereng miring sampai agak curang, jenis batuan adalah batuan beku. Material permukaan liat sampai bongkah-bongkah batuan hasil pembekuan magma. Drainase baik, jenis tanah Andosol dan latosol.
6) Padang Lahar (Mud Fields)
Suatu bentuk lahan pada daerah volkan yang tertutup endapan lahar. Lereng miring sampai agak curam, jeins batuannya batuan beku, material permukaan debu sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah cenderung regosol.
7) Datran Antar Volkanik ( Intervolcanic Plains)
Suatu bentuk lahan yang terdapat pada batas paling bwah kaki volkan sampai dataran aluvial dan terletak diantara dua atau beberapa volkan. Lereng datar sampai agak miring, jenis batuan berupa batuan beku, material permukaan sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
8) Bukit Volkanik Denudasi (Volcanic Denudatioanal Hills)
Suatu bentuk lahan volkanik yang mempunyai ketinggian 75-300 m, dan telah mengalami denudasi lanjut. Lereng miring sampai curam, proses geomorfologi adalah erosi. Jneis batuan beku, material permukaan liat sampai kerikli. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
9) Boka (Bocca)
Suatu bentuk lahan yang terjadi karena intrusi magma yang membeku di permukaan, berbentuk bulat lonjong atau tidak beraturan. Lereng curam sampai sangat terjal, jenis batuannya batuan beku, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
10) Kerucut Parasiter ( Parasiter Cnes)
Suatu bentukan yang terjadi akibat lava yang mengalir tidak melalui kepundan, tetapi muncul ke permukaan melalui celah baru, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
b. Bentukan Asal Struktural (Form Of Structural Origin)
Satuan Geomorfologi
1) Blok Pegunungan Patahan
Suatu Bentukan lahan yang tidak teratur mempunyai Ketinggian di atas 300, memberikan kenampakan yang di dominasi oleh proses-proses geotektonik seperti patahan, retakan dan rekahan kulit bumi dengan arah yang simpang siur. Lereng curang sampai sangat terjal, Proses geomorfologi erosi dan longsoran, Jenis batuannya Bervariasi. Drainase Baik, sering ditemui mata air, Jenis tanah bervariasi.
2) Blok Perbukitan Patahan
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur, mempunyai ketinggian 75-300 m, memberikan kenampakan yang di dominasi oelh proses-proses geotektonik positif seperti patahan, retakan dan rekahan kulit bumi dengan arah yang simpang siur. Lereng curam sampai terjal dengha proses erosi da longsoran. Jenis batuan bervariasi, drainase baik, sering di jumpai mata air, jenis tanah bervariasi.
3) Pegunungan Antiklinal
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur, mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip kedua sayap berlawanan arah. Lereng curam samapai sangat terjal dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.
4) Perbukitan Antiklinal
Suatu bentukan yang tidak teratur, mempunyia ketinggian 75-300 m dengan dip pada kedua sayap berlawana arah. Lereng curam samapai sangat terjal denagn proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
5) Pegunungan Sinklinal
Suatu betuk lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip pada kedua dayap berhadapan. Lereng curma sampai terjal, dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen, drainase sedang sampai baik, jenis tanah bervariasi.
6) Perbukitan Sinklinal
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur, mempunyai ketinggian 75-300 m, dengan dip pada kedua sayap berhadapan. Lereng curam sampai sangat terjal, dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
7) Pegunungan Monoklinal
Suatu bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip perlapisan satu arah, biasanya ditandai oleh lereng depan yang terjal dan lereng belakang yang lebih landai. Lereng miring sampai sangat curam, proses geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.
8) Perbukitan Monoklinal
Suatu bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian 75-300 m, dengan dip perlapisan satu arah di tandai dengan adanya lereng depan lebih terjal dan lereng belakang lebih landai. Lereng miring sampai sangat curam, dengan proses erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
9) Pegunungan Kubah
Suatu bentuk lahan dengan puncak-puncak membulat, berketinggian diatas 300 m dan mempunyai dip perlapisan radial sentripental. Lereng curam samapi terjal dengan proses erosi, jeins batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.
10) Perbukitan Kubah
Suatu bebtuk lahan puncak membulat berketinggian 75-300 m dan mempunyai dip perlapisan radial sentripetal. Lereng curam samapi terjal dengan proses erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
11) Datarn Tinggi (Plateau)
Suatu bentuk lahan yang terbentuk dari rangkaian pegunungan lipatan yang mengalami perubahan menjadi struktur horizontal. Struktur tersebut datran nyaris (pineplain) kemudian terangkat sehingga memberikan kenampakan lebih tinngi dari sekitarnya. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses erosi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
12) Lembah Sinklinal
Suatu bentuk lahan lembah yang dicirikan oleh adanya kesan struktural dengan arah pelapisan dari kedua sisi lembah yang menujun ke satu titik. Lereng agak miring, proses geomorfologi adalah sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan aluvium. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
13) Sembul
Suatau bentuk lahan yang dipengaruhi oleh aktivitas geotektonik, sehingga dijumpai bagian yang muncul ke permukaan serta memilki kesan kelurusan. Kedua sisi bagian tersebut dibatasi oelh bidang patahan. Lereng miring sampai curam, proses geomorfologi erosi dan longsoran. Jenis batuan bervariasi, material permukaan laut sampai kerikil, setempat-setempat di jumpai batu guling.
c. Bentukan asal Denudasioanl
Satuan Geomorfologi
1) Pegunungan Terkikis
Satuan bentuk lahan yang tidak teratur mempunyai ketinggian diatas 300 m. Lereng curam samapai sangat terjal, di dominasi oleh kenampakan erosi ringan samapi berat. Jenis batuan bervariasi, material permukaan lait samapi kerikil, setempat-setempat dijumpai singkapan batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasi Latosol, Podsolik dan Latosol.
2) Perbukitan Terkikis
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur mempunyai ketinggian 75-300 m. Lereng miring samapi curam, di dominasi oleh kenmapkan erosi ringan sampai berta. Jenis batuan bervariasi, material permukaan lait sampai kerikil, setempat-setempat dijumpai singkapan batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasi Latosol, Posolik dan Litosol.
3) Bukit Sisa
Suatu bentuik lahan dengan ketinggian 75-300 m, yang terbentuk akibat erosi berat di masa lapau sehingga terpisah dari perbukitan yang berdekatan dengan bentuk lahan tersebut. Lereng miring sampai sangat curam, proses geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan bervariasi, material permukaan liat samapi kerikil, setempat-setempat tersingkap batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasi Podsolik, Latosol dan Litosol.
4) Bukit Terisolasi
Suatu bentuk lahan yang tidak memilki kesamaan dengan bukit sekitarnya dan terpisahkan oleh dataran dan tubuh di sekitatnya dan dipisahkan oleh dataran dan tubuh perairan. Lereng miring sampai curam, proses geomorfologi aerosi, jenis batuan bervariasi, material permukaan liat samapai kerikil. Drainase baik, jeins tanah asosiasi Latosol, Podsolki dan Litosol.
5) Dataran Nyaris
Suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses pengrendahan pada masa lampau yang berkelanjutan dan mencapai tingkat permukaan dasar. Lereng datar samapi agak datar, proses geomorfologi erosi dan sedimentasi. Jenis batuan bervariasi, tetapi di dominasi oleh batuan yan mudah terkikis. Material permukaan kerikil. Drainase sedang samapi baik, jenis tanah Latosol.
6) Lerengkaki
Suatu bentuk lahan yang merupakan akumulasi materi koluvium pada daerah perbukitan atau pegunungan. Lereng agak miring sampai miring, proses geomorfologi yang didominasi sedimentasi. Jenis batuan berupa rombakan lereng, material permukaan pasir sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah dominan Koluvial.
7) Pegunungan / Perbukitan Dengan Gerakan Masa Batuan
Suatu bentuk lahan pegunungna atau perbukitan dengan igir maupaun lereng yang tidak teratur. Lereng miring sampai sangat curam, proses geomorfologi berupa longsoran masa batuan, dengan gejala-gejala yang tertinggal. Jenis batuah bervariasi, material permukaan pasir sampai kerakal. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
8) Lahan Rusak
Suatu daerah perbukitan sampai pegunungan dengan bentuk tidak tertur dan berigir tajam. Lereng miring sampai sangat curam, proses erosi dari tingkat berat sampai sangat berat. Jenis batuan bervariasi, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah cenderung bersolum dangkal (Litosol).
d. Bentukan asal karst/karstik
Satuan Geomorfologi
1) Topografi Karst
Suatu bentuk lahan yang terjadi dari hasil pelarutan yang dicirikan oleh doline, uvala, menara karts, sinhole, dan kokpit. Lereng landai sampai terjal, denganproses solusi dan longsoran batuan. Jneis batuan sedimen didominasi oleh batuan kapur, material permukaan dari liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah Renzina, dan Mediteran.
2) Datran Tinggi Karst
Suatu bentuk lahan yang relatif datar dengan struktur horisontal pada daerah karts dan lebih tinggi daripada daerah sekitarnya. Lereng datar sampai agak miring, jenis batuan sedimen kapur. Material permukaan dari liat sampai pasir, drainase baik, jenis tanah Mediteran dan Renzina.
3) Perbukitan Kartstik Terkikis
Suatu bentuk lahan berbukut yang menyerupai topografi karst tetapi tidak mempunyai karakteristik dominan dari suatu lahan karst. Lereng miring sampai terjal, proses erosi. Jenis batuan kapur dan batuan sedimen lainnya, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Renzina dan Mediteran.
4) Dataran Aluvial Karst
Suatu bentuk lahan dataran yang terdapat pada daerah topografi karst. Lereng datar sampai agak miring, proses yang dominan sedimentasi. Jenis batuan sedimen kapur, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jeins tanah Mediteran dan Renzina.
5) Lembah Kering Dan Ngarai Karst
Suatu bentuk lahan depresi yang terdapat pada topografi karst. Lereng agak miring sampai agak curam dengan proses erosi. Jenis batuan sedimen kapur, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Renzina dan Mediteran.
e. Bentukan asal glasial
Satuan Geomorfologi
1) Pegunungan Tertutup Es
Suatu bentuk lahan yang tertutup oleh akumulasi hamparan es, pada ketinggian diatas 5000 m. Lereng miring samapai sangat terjal, dengan proses longsoran es dan gletser. Jenis batuan tidak diketahui, material permukaan es. Jenis tanah tidak diketahui.
f. Bentukan asal angin
Satuan Geomorfologi
1) Gumuk/Dunes
Suatu bentuk lahan yang terjadi karena tenaga angin. Lereng datar sampai miring, dengan proses korasidan sedimentasi. Jenis aluvium, material permukaan lanau pasir, darinase, jenis tanah Regosol.
g. Bentukan asal fluvial
Satuan Geomorfologi
1) Datran Fluvial
Suatu bentuk lahan yang terbentuk oleh proses endapan anliran permukaan. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedime, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik sampai sedang, jenis tanah aluvial, Gleisol dan Grumusol.
2) Danau
Suatu tubuh perairan yang tergenang, baik batuan manusia maupun alami serta mempunyai perbedaan temperatur dari dasar sampai permukaan.
3) Rawa
Suatu bentuk lahan yang merupakan ledokan do daerah datarn dan terisi air dengan kedalaman relatif dangkal. Drainase buruk dengan genangan bersifat musiman sampai permanen. Jenis tanah Organosol.
4) Rawa Belakang
Suatu bentuk perairan yang terbentuk di belakang tanggul alam sebagai akibat meluapnya air sungai dan tergenang secara musiman. Jenis batuan sedime, material permukaan liat sampai pasir halus. Drainase buruk, jenis tanah Gleisol.
5) Dataran Banjir
Suatu bentuk lahan yang terletak di kanan-kiri sungai dan masih dipengaruhi oleh luapan banjir. Lereng datar sampai agak miring ke arah sungai, proses geomorfologi adalah sedimentasi. Jenis batuan sedime, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase sedang sampai buruk. Jenis tanah aluvial dan Gleosol.
6) Ledok Fluvial
Suatu bentuk lahan dataran aluvial, tetapi mempunyai kemungkinan untuk tergenang besar, karena merupakan daerah cekungan. Lereng datar sampai agak miring, denganproses sedimentasi. Jenis batuan sedimen. Material permukaan liat halus sampai pasir. Drainase sedang sampai buruk., jenis tanah aluvial dan Gleosol.
7) Kipas Aluivial
Suatu bentuk lahan yang dihasilkan oleh endapan yang kipas akibat terjadinya perubahan gradien dan arah aliran sungai. Lereng datar sampai miring, dengan proses erosi ringan maupun sedimentasi, jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai kerikil yang belum terkosolidasi dengan baik. Drainase baik sampai sedang, jenis tanah Aluvial.
8) Dataran Delta
Suatu bentuk lahan sebagai endapan sedimen yang terbentuk di muara sungai yang tidak bermuara ke laut serta sering ditemui perubahan-perubahan arah aliran sungai. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik samapai sedang, jenis tanah aluvial.
9) Pantai Delta
Suatu bentuk lahan delta yang muara sungainya menuju ke laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat samapai kerikil. Drainase baik sampai agak sedang, jenis tanah aluvial.
10) Ledok Delta
Suatu bentuk lahan yang berupa cekungan atau depresi yang terjadi di daerah delta. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batua sedimen, matereial permukaan liat sampai kerikil. Drainase sedang sampai buruk, jenis tanah aluvial.
h. Bentukan Asal Marin
Satuan Geomorfologi
1) Lagun
Suatu tubuh perairan yang terdapat di dalam atol, di antara pulau-pulau karang atau pulau-pulau.
2) Tombolo
Suatu bentuk lahan berupa guguk pasir yang menghubungkan suatu pulau dengan dataran. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen. Material permukaan pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol.
3) Gumuk Pantai
Suatu bentuk lahan di sepanjang garis pantai yang dibentuk oleh hasil endapan tenaga angin dan gelombang. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimentasi, material permukaan pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol.
4) Rataan Pasang-Surut
Suatau bentuk lahan yang letaknya lebih rendah dari daerah sekitanya, serta masih dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan pasir, banyak dijumpai rumah binatang laut. Drainase buruk, jenis tanah Gleisol dan tanah mengandung diatomae.
5) Dataran Pantai
Suatu bentuk lahan berupa dataran yang terbentuk oleh akumulasi endapan laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi, jenis batuan sedimen, material permukaan pasir. Drainase baik samapai sedang, jenis tanah Regosol.
6) Dataran Pantai Tergenang
Suatu bentuk lahan berupa datarn yang terbentuk oleh akumulasi endapan laut. Lereng datar sampai agak miring dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan pasir. Drainase sedang sampai buruk, tergenang secara berkala, jenis tanah Regosol dan Aluvial.
7) Pulau Karang
Suatu bentuk lahan berupa dataran yang tersusun dari bari karang dan dipisahkan dari daratan utama oleh laut. Lereng miring sampai terjal, dengan proses solusi dan erosi. Jenis tanah baruan sedimen, material permukaan pasir sampai kerikil. Drainase baik sedang, jenis tanah Renzina dan Mediteran.
8) Gosong Laut
Suatu bentuk lahan dataran yang terletak di daerah yang rebentuk dari endapan pasir laut. Lereng datar sampai agak miring dengan proses sedimentasi. Jenis datar sampai agak miring dengan proses sediemtasi. Jenis batuan sedimen laut, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol dan Aluvium.
Dalam pengkajian bantuklahan-bentuklahan, perlu diperhatikan beberapa aspek yang sangat penting, diantaranya:
¡ Morfodinamis (morphodynamics) bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya eksogen air, angin, es dan gerakan tanah, misal: gumuk pasir, undak sungai , pematang pantai, lahan kritis (badlands).
¡ Morfogenesa (morphogenesis), bentuk bentang alam yang diklasifikasikan berdasarkan atas mulajadi (genetic) dan perkembangan bentuk lahan serta proses yang terjadi padanya.
¡ Morfokronologi (morphochronology), hubungan aneka ragam bentuk lahan dan prosesnya.
¡ Morfometri (morphometry), aspek kuantitatif geomorfologi suatu daerah, misal: kecuraman lereng, ketinggian, kekasaran terrain.
¡ Morfografi (morphography) aspek diskriptik geomorfologi suatu area, misal: dataran, pebukitan, pegunungan, plato.
¡ Morfostruktur aktif (active morphostructure), bentuk bentang alam yang berkaitan erat dengan hasil kerja gaya endogen yang dinamis termasuk gunungapi, tektonik (lipatan dan sesar), misal: gunungapi, punggungan antiklin dan gawir sesar.
¡ Morfostruktur pasif ( passive morphostructure) bentuk bentang alam yang diklasifikasikan atas dasar tipe batuan maupun struktur batuan yang ada kaitannya dengan denudasi, misal: mesa, kuesta, hogbek, dan kubah.
Re-Post http://arsiptambang.blogspot.com/2015/04/klasifikasi-geomorfologi.html
0 komentar:
Posting Komentar